Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Orang Rendah Hati Bersyukur di Bawah Beban Salib

Orang Rendah Hati Bersyukur di Bawah Beban Salib

“Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Ayub 1:21. 

Orang rendah hati tetap bersyukur kepada Allah tatkala menderita maupun memperoleh kemurahan, bersyukur ketika Tuhan mengernyitkan dahi maupun ketika Ia tersenyum, ketika Ia mengambil maupun ketika Ia memberi, saat pikul salib dan kerugian seperti ketika diberkati dan menerima anugerah. Orang percaya yang rendah hati memandang menembus semua penyebab ke dua, dan tangan Allahlah yang dilihatnya. Ia penuh rasa syukur dan memuji dengan indahnya: ‘Terpujilah nama Tuhan”.  

Bahasa jiwa orang yang rendah hati adalah: “Jika kehendak-Mu agar aku berada di dalam kegelapan, aku akan memuji-Mu; dan jika kehendak-Mu agar aku kembali di dalam terang, aku akan bersyukur; jika Engkau menghibur atau menindas, aku akan bersyukur; dan apabila aku menjadi miskin, aku akan bersyukur; jika Engkau membuat aku menjadi kaya, aku akan memuji Engkau." Orang yang rendah hati melihat tongkat di tangan Bapanya; tetapi juga melihat madu. Ia melihat gula di dasar cawan minuman yang paling pahit, dan mengerti bahwa rumah pemulihan Allah adalah sebuah sekolah dengan didikan Firman.

 Orang yang rendah hati memahami bahwa rancangan Allah di dalam segala hal adalah Firman-Nya, pembaruan-Nya dan keselamatan dari-Nya. Orang yang rendah hati mengerti bahwa bersyukur kepada Allah di masa kemakmuran adalah cara menambah kemakmuran; dan memuji Allah saat kesesakan adalah cara menyingkirkan kesesakan. Orang yang memuji Allah ketika menerima kemurahan, sesungguhnya telah membayar hutangnya, dan jika ia bersyukur saat memikul salib, ia telah menjadikan Allah 'berhutang'.  

Oh, kebanggaan hati manusia yang mengalami pukulan di punggungnya! Banyak orang percaya yang rendah hati ketika matahari bersinar cerah, tatkala Allah memberi senyuman, dan sentuhan. Akan tetapi ketika Ia tampak tidak ramah dan menghajar, maka bersungut-sungutlah jiwa-jiwa yang pongah! Mereka menendang ketika Allah menghajar. Sebaliknya orang yang rendah hati dengan kearifan dan kesabaran menerima teguran. Orang congkak mencemooh baik orang yang menegur maupun isi tegurannya juga. Keangkuhan dan hasrat, senantiasa bersenjata lengkap; cobalah sentuh mereka sekalipun dengan ramah, bagaikan duri tumbuhan jelatang, ia akan menyengat anda kalau disentuh; apalagi jika anda berurusan secara kasar, mereka akan menjadi musuh yang garang. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan Thomas Brooks (1608-1680), Works, III:24-26