Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jauhkan Diri dari Dosa

Jauhkan Diri dari Dosa

“Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan” 1 Tesalonika 5:22 

Anselmus pernah mengatakan jika dia bisa melihat kehinaan dari dosa di satu tangan, dan penderitaan di neraka di tangan satunya lagi, dan harus memilih salah satunya, dia akan lebih memilih dilempar ke dalam neraka tanpa dosa, daripada masuk Surga bersama dengan dosa. Begitu bencinya dia terhadap dosa. Adalah hal yang paling bijaksana dan paling aman untuk menjaga jarak yang jauh dari dosa. “Janganlah menghampiri pintu rumahnya”(Ams. 5:8). 

Daud terlalu dekat dengan perangkap, dan terjerat masuk hingga remuk tulang-tulangnya dan hati nuraninya tersayat. Ini adalah ucapan ilahi yang dikatakan oleh Seneca, seorang kafir: “Sekalipun jika tidak ada Allah yang menghukum, tidak ada setan yang menyiksa, tidak ada neraka yang membakar, dan tak seorangpun yang melihatnya, ia tidak akan berbuat dosa karena keburukan dan kebejatan dari dosa, dan kesedihan dari hati nuraninya sendiri”.  

“Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?” (1 Kor. 5:6). “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam)” (Rom. 5:12). Oh betapa dosa ayah menular kepada anaknya, dosa suami kepada istrinya, dan dosa majikan kepada pelayannya! Dosa bersifat menyebar, menular, penuh penipuan, dan naturnya menyulap kebenaran. Dosa adalah anak kandung setan. 

Ia akan memberi kecupan pada jiwa, tetapi sekaligus juga mengkhianati jiwa selamanya.  Dosa memberi setan hak untuk mendominasi kita, dan keuntungan untuk menuduh kita. Dosa menyihir jiwa dengan mengatakan kejahatan itu baik, dan kebaikan itu buruk. Jiwa yang terpesona oleh dosa akan menentang Allah. Sekalipun Allah memukul dan melukai, dan menebasnya sampai tulang yang terakhir, jiwa berdosa itu tidak peduli maupun takut, sebaliknya malah terus berjalan di dalam kefasikan. 

Dosa menewaskan secara diam-diam, tidak nampak, dan kekal, tetapi jiwa yang tersihir tidak akan berhenti dari dosa. Tatkala dokter memberitahu Theotimus bahwa ia akan kehilangan penglihatannya kecuali ia menjauhkan diri dari cara hidupnya yang mabuk-mabukan, ia menjawab: “Selamat berpisah penglihatan yang indah”, karena ia lebih memilih kehilangan penglihatan daripada meninggalkan dosanya. Ada juga cerita mengenai seorang Italia yang memaksa musuhnya menyangkal Allah, lalu menikamnya, membinasakan baik tubuh maupun jiwanya, hal ini mempertunjukkan kejahatan dosa yang sempurna. Oh, jauhkanlah diri anda dari dosa! 

Diterjemahkan dari buku Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan Thomas Brooks (1620-1677), Works, I:12-16.