Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGENAL KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI TEMPERAMEN KLASIK

Samuel T. Gunawan, SE.,  M.Th .
MENGENAL KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI TEMPERAMEN KLASIK

MENGENAL KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI TEMPERAMEN KLASIK “(139:13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (139:14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (139:15) Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; (139:16) mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. (Versi AITB,  Mazmur 139:13-15).
 “(139) Engkaulah yang membuat bagian-bagian halus di dalam tubuhku dan menenunnya di dalam rahim ibuku. (139:14) Terima kasih karena Engkau telah membuat aku dengan begitu menakjubkan! Sungguh mengagumkan kalau direnungkan! Buatan tanganMu sungguh ajaib – dan semua ini kusadari benar. (139:15) Pada waktu aku dibentuk ditempat tersembunyi, Engkau ada disana. (139:16) Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum akau mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap hari hidupku. Setiap hariku tercantum dalam kitabMu! (Versi FAYH, Mazmur 139:13-16)
PENDAHULUAN
Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang dirancang dan dibentuk secara unik oleh Allah sebelum ia dilahirkan. Bahkan menurut Pemazmur, setiap hari dalam hidup kita, yang akan kita jalani setelah dilahirkan, telah dirancang sedemikian rupa oleh Tuhan (Mazmur 139:13-16). Ketahuilah bahwa Allah merancang setiap orang masing-masing supaya tidak akan ada yang benar-benar serupa di dunia. Tidak seorang pun di dunia ini yang memiliki secara persis sama dengan orang lainnya. Setiap orang benar-benar unik! Hal ini juga diakui oleh para ahli teori kepribadian. Walaupun terdapat banyak perbedaan pendapat antara para ahli psikologi dan ahli teori kepribadian, namun mereka memiliki kesamaan pendapat, yaitu bahwa “setiap pribadi mempunyai ciri-cirinya yang khas. Tidak ada satu orangpun yang mempunyai ciri seratus persen sama dengan orang lain: setiap orang adalah pribadi yang khusus”. (Monks, F.J, AMP. Knoers, & Siti Rahayu Haditono., 1994. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Edisi Revisi. Diterbitkan dan dicetak : Gadjah Mada University Press : Yogyakarta, hal. 3).
Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah yang telah menciptakan kita (Kejadian 1:26-31) dan menebus kita dalam Kristus, menginginkan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik (Efesus 2:8-10). Pernyataan klasik tentang keselamatan hanya “karena kasih karunia oleh iman” adalah frase Yunani “tê gar khariti este sesôsmenoi dia   tês pisteôs” yang diterjemahkan “Sebab adalah karena kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman” (Efesus 2:8), langsung diikuti oleh pernyataan ini “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Frase Yunani “pekerjaan baik” dalam ayat ini adalah “ergois agathois” diterjemahkan “perbuatan-perbuatan yang baik”. Kata “agathois” berasal dari kata “agathos” yaitu kata Yunani biasa untuk menerangkan gagasan yang “baik” sebagai kualitas jasmani atau moral. Kata ini dapat berarti “baik, mulia, patut, yang terhormat, dan mengagumkan”.
Untuk maksud melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik itulah maka Allah melengkapi setiap orang dengan kecerdasan yang disertai bakat-bakat, talenta-talenta, dan kemampuan-kemampuan yang dibawa sejak lahir. Beberapa dari bakat, talenta dan kemampuan yang disebutkan dalam Alkitab adalah : artistik, arsitektur, melayani, membuat roti, membuat perahu, membuat permentasi, orasi dan komunikasi, merancang, menenun, memahat, bertani, nelayan, berkebun, memimpin, mengelola, tukang batu, politikus, pemerintahan, menggubah musik, membuat senjata, melukis,  berfilsafat, mekanika, menciptakan (penemu), tukang kayu, berlayar, memasarkan, menjadi tentara, menjahit, mengajar, menulis sastra dan puisi, dan lain sebagainya. Allah menginginkan agar semuanya itu digunakan bagi kebaikan manusia dan bagi kemuliaanNya. (Roma 11:36). Karena itu, mengenali kepribadian dan kemampuan yang kita miliki akan sangat membantu kita untuk mengetahui bidang pelayanan atau pekerjaan yang sesuai untuk melayani Tuhan dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik bagi sesama dan memuliakanNya.  
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
W.J.S Poerwadarminta mengartikan kepribadian sebagai “Keadaan manusia sebagai perseorangan; Keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang”. (Poerwadarminta, W.J.S., 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, diterbitkan Balai Pustaka: Jakarta, hal. 920-921). Sebenarnya, istilah “kepribadian (personality)” secara etimologis berasal dari bahasa latin “persona” yang artinya “kedok” atau “topeng”. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk  pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya. Pada saat itu, setiap pemain sandiwara memainkan peranannya masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Selanjutnya, arti kata persona itu berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya. (Sobur, Alex., 2009. Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Cetakan ke 2, penerbit Pustaka Setia : Bandung, hal. 299).
Tim LaHaye membedakan tiga istilah kepribadian, yaitu : (1) Temperamen ialah perpaduan sifat-sifat pembawaan, yang tanpa sadar mempengaruhi sikap dan tingkah laku; (2) Akhlak ialah diri kita yang sebenarnya, terdiri dari akal budi, emosi, dan keputusan, Merupakan warisan temperamen dasar yang dimodifikasi oleh pengalaman hidup; (3) Kepribadian ialah totalitas atau perpaduan antara jati diri dengan kedok yang kita tampilkan kepada masyarakat luar. (Hearth, W. Stanley., 1997. Psikologi Yang Sebenarnya. Penerbit ANDI: Yogyakarta, hal. 142).
Gordon W. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai berikut, “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustments to his environment (Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya)”. Berdasarkan definisi ini, kepribadian memiliki beberapa unsur sebagai berikut : (1) Kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata lain, ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat; (2) Organisasi tersebut terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal  yang berada diluar diri individu; (3) Organisasi itu berdiri atas sistem psikis, yang menurut Allport meliputi, antara lain: sifat dan bakat, serta sistem fisik (anggota dan organ-organ tubuh) yang saling terkait; (4) Organisasi itu mnentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungannya. (Sobur, Alex., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah, hal. 299). Nampaknya Allport meggunakan istilah “sistem psiko-fisik” dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia merupakan suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sementara itu istilah “unik (khas)” dalam definisi kepribadian Allport mengandung pengertian bahwa setiap individu bertingkah laku dalam caranya sendiri, karena setiap individu memiliki kepribadian sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, sehingga tidak akan ada dua orang yang bertingkah laku sama.
Lindgrin dan Fiske menganggap kepribadian sebagai “paduan antara pola penyesuaian dan pola mengajar lingkungan, serta sifat-sifat khas yang terbentuk melalui pengalaman seseorang selama ia dalam proses masyarakat” (Hearth, W. Stanley., Psikologi Yang Sebenarnya, hal. 143). Dan, Koentjaraningrat menyebutkan kepribadian sebagai “Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu” (Sobur, Alex., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah, hal. 301). Sementara itu Alex Sobur menyebutkan kepribadian sebagai “ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebgai individu yang khas”.  (Sobur, Alex., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah, hal. 301). Berdasarkan definisi yang Alex Sobur maksudkan di atas ialah, jika dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seseorang mempunyai kepribadian, maka yang kita maksudkan ialah orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya secara lahiriah, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya, sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu lainnya.
Ringkasnya, kepribadian merupakan suatu perpaduan banyak hal antara lain :  irama dan ragam dasar, ideologi, penilaian dan kepercayaan, dan kebiasaan. Kepribadian adalah corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsioal yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama  individu  masih  mau belajar, bertambah  pengetahuan dan pengalaman, serta bertambah keterampilan, maka individu tersebut akan semakin matang kepribadiannya. Dengan demikian kepribadian adalah : (1) Menunjuk kepada sifat umum seseorang, pikiran, kegiatan, dan perasaan yang berpengaruh terhadap keseluruhan tingkah lakunya; (2) Dipakai untuk menjelaskan sifat individu yang membedakan dia dengan orang lain, semacam tanda tangan atau sidik jari psikologik, bagaimana individu beda dengan yang lain; (3) Dipakai untuk mengambarkan sifat individu yang awet, tidak mudah berubah sepanjang hayat. Kalau terjadi perubahan biasanya bersifat bertahap atau akibat merespon suatu kejadian yang luar biasa; (4) Dipakai untuk memandang diri sebagai unit tunggal,struktur atau organisasi internal hipotetik yang membentuk suatu kesatuan.
TIPE KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI TEMPERAMEN
Untuk mengenali kepribadian manusia yag sangat beragam, dimana setiap orang berbeda dari orang lainnya, maka para ahli psikologi dalam melakukan berbagai pendekatan, Dua kelompok pendekatan yang paling terkenal adalah  : (1) Pendekatan berdasarkan tipe tertentu. Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hippocrates-Galenus, DeGeovani, sigaud, Kretscmer, Sheldon, Kant, Heymans, Ewald, Spinger, dan lainnya. (2) Pendekatan berdasarkan psiko-analisisis dan psikologi individual. Para Ahli dalam kelompok ini adalah Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung untuk pendekatan psiko-analisisis, Alfred Adler untuk pendekatan psikologi individual, dan para ahli seperti Lewin, dan Allport. Masing-masing kelompok tersebut telah memberikan sumbangan tersendiri dalam bidang psikologi dan kepribadian yang teris berkembang hingga saat ini (Suryabrata, Sumadi, 2010. Psikologi Pendidikan. Diterbitkan oleh PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, hal 77-78).
Seperti yang disebutkan di atas, ada beberapa teori mengenai macam-macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus di kembangkan adalah teori Hippocrates-Galenus, yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.  Teori Hippocrates-Galenus memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap ahli-ahli psikologi dan kepribadian yang lebih kemudian, terutama para ahli temperamen. Para ahli yang membahas temperamen, dapat dikatakan dalam mengembangkan teori-teori mereka sedikit banyak telah mempergunakan pengertian-pengertian yang di kemukakan oleh Hippocrates dan Galenus, walapun isinya tidak selalu sama dengan yang di maksud Hippocrates dan Galenus. Karena itulah, pada saat ini kita akan mengenali kepribadian manusia dengan pendekatan tipologi berdasarkan teori Temperamen Hippocrates-Galenus.
Lebih dari 400 tahun sebelum masehi, Hippocrates (460-370 sM), seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada 4 tipe temperamen.  Berdasarkan pemikirannya ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia: (1) Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning); (2) Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam); (3) Sifat dingin terdapat dalam phlegema (lender); (4) Sifat panas terdapat dalam sanguis ( darah).    
Kemudian teori Hippocrates itu di sempurnakan kembali oleh Galenus (129-200 sM). Galenus sepakat dengan Hippocrates bahwa di dalam tubuh manusia terdapat  empat macam cairan pokok, yaitu chole, melanchole, phlegema, dan sanguis. Galenus mengatakan bahwa ke empat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tersebut, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk sifat kejiwaan (kepribadian) tertentuk pada seorang individu. Sifat kejiwaan tetentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu oleh Galenus disebut dengan istilah “temperament”.
Untuk memperoleh gambaran berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk caran tersebut : (1) Tipe kepribadian choleris. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam dan serius; (2) Tipe kepribadian melancholis. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh adalah cairan melanchole. Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut dan takut; (3) Tipe kepribadian phlegmatis. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang plegmatis adalah orang yang meiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak terburu-buru, tenang, tidak di pengaruhi,setia, dingin, santai,dan sabar; (4) Tipe kepribadian sanguinis. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
Berpuluh-puluh tahun lamanya tipologi Yunani yang bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang di kemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Filsuf Jerman, Immanuel Kant (1724-1804 M) adalah salah satu orang yang paling berpengaruh dalam mempopulerkan teori empat temperamen di seluruh Eropa. Immanuel Kant berpendapat bahwa temperamen dianggapnya sebagai corak kepekaan atau sinneart dan mengandung dua aspek yaitu: (1) Aspek fisiologis yaitu konstitusi tubuh, kompleks atau susunan cairan-cairan jasmaniah; dan (2) Aspek psikologis yaitu kecenderungan-kecenderungan kejiwaan yang di sebabkan oleh komposisi darah.
Selanjutnya, Kant menjelaskan temperamen-temperamen tersebut sebagai berikut: (1) Temperament Sanguinis (orang dengan darah ringan). Sifat-sifat khas golongan ini ialah selalu penuh harapan, segala sesuatu kadang dianggap penting, sering menjanjikan sesuatu tetapi jarang menepatinya, senang menolong orang lain, pergaulan peramah dan periang, bukan penakut, dan lekas bosan; (2) Temperament Melancholis (orang dengan darah berat). Sifat-sifat khasnya ialah yang bersangkutan dengannya dianggap penting, kebimbangan, tidak mudah membuat janji, mengurangi kepuasan akan keadaan dan kurang dapat melihat kesenangan orang lain; (3) Temperament Choleris (orang dengan darah panas). Sifat-sifat khasnya yakni : lekas terbakar tetapi lekas padam atau tenang;; tindakan-tindakannya cepat, tetapi tidak konstan; selalu sibuk, tetapi dalam kesibukannya itu ia lebih suka memerintah daripada mengerjakannya sendirimengejar kehormatan;  tanpa membenci; suka pada sikap semu dan formal; suka bermurah hati dan melindungi serta dalam berpakaian cermat dan rapi; (4) Temperament Phlegmatis (orang dengan darah dingin). Sifat-sifat khas golongan temperament ini adalah : lambat menjadi panas tapi panas itu tahan lama; tidak mudah marah; darah  yang dingin itu tak pernah dirisaukannya; cocok untuk tugas-tugas ilmiah
Sementara itu dengan cara lain yang berbeda, namun masih berhubungan dengan teori temperamen, C.G. Jung seorang ahii penyakit jiwa dari Swiss membuat pembagian tipe manusia menjadi dua golongan besar, yaitu : (1) Tipe ekstrover, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat. Orang-orang yang tergolong tipe ekstrover ini memiliki sifat-sifat : berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar. (2) Tipe introver, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah (berorientasi) pada dirinya sendiri. Orang-orang yang tergolong dalam tipe introver ini memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselamai batinnya, suka menyendiri, bahkan sering takut kepada orang. (Sobur, Alex., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah, hal. 316).
Dikemudian hari Crow dan Crow menguraikan lebih rinci sifat kedua golongan (ekstrover dan introver) tersebut lebih terperinci sebagai berikut : (1) Sifat-sifat golongan ekstrover : lancar dalam bicara, bebas dari kekuatiran atau kecemasan, tidak lekas malu dan tidak canggung, umumnya bersifat konservatif, mempunyai minat pada atletik, dipengaruhi oleh data objektif, ramah dan sua berteman, suka bekerja bersama orang-orang lain, kurang memperdulikan penderitaan dan miliknya sendiri, serta mudah menyesuaikan diri dan luwes. (2) Sifat-sifat introver : Lebih lancar menulis ketimbang bicara, cenderung atau sering diliputi kekuatiran, lakas malu dan canggung, cenderung bersifat radikal, suka membaca buku-buku dan majalah, lebih dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subjektif, agak tertutup  jiwanya, lebih senang bekerja sendiri, sangat menjaga miliknya dan berhati-hati terhadap penderitaan, serta sukar menyesuaikan diri dan kaku dalam pergaulan.
MANFAAT TEORI EMPAT TEMPERAMEN DASAR DAN KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAANNYA
Penggunaan terbaik dari konsep pemikiran empat temperamen hanyalah mungkin terlaksana jika anda dapat mengetahui dengan gamblang temperamen anda sendiri. Pelajari dengan teliti peta temperamen, anda akan menemukan temperamen anda yang paling menonjol dalam hidup anda. Mula-mula catatlah kekuatan-kekuatan anda, sebab adalah lebih mudah untuk bersikap objektif terhadap kekuatan-kekuatan sendiri daripada kelemahan- kelemahan sendiri. Jika anda sekali sudah menegaskan kekuatan-kekuatan andan, carilah kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan peta temperamen. Banyak orang condong untuk berbalik haluan ketika mereka mempelajari kelemahan-kelemahan mereka, tapi yang terbaik adalah jika menyisihkan godaan itu dan secara nyata menghadapinya. Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam menelaah temperamen, bahwa faktor yang terpenting adalah bahwa watak seseorang tidak hanya terbentuk dari satu temperamen saja. Sebab orang tua kita bahkan kakek nenek ikut ambil bagian dalam pembentukan watak kita, jadi setiap orang pasti akan berupa gabungan sedikitnya dari dua atau tiga temperamen sekaligus.
Selain itu, teori empat temperamen dasar adalah sebuah alat yang bermanfaat, ia bisa disalahgunakan, seperti halnya yang dilakukan pada alat lainnya. Teori temperamen sangat membantu untuk  menunjukkan mengapa seseorang bertingkah laku demikian, tetapi tidak pernah dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada seseorang agar melepaskan tanggung jawabnya. Teori empat temperamen adalah alat terapi yang bermanfaat dan dapat digunakan terhadap orang lain atau pada diri sendiri. Teori empat temperamen ia harus digunakan secara proporsional dan bersifat membangun. Namun, sungguh menyedihkan jika melihat beberapa orang justru telah menggunakan dalil temperamen untuk menutupi kelemahan dan kesalahan-kesalahannya. Beberapa orang nampaknya telah melakukan kesalahan dengan menerapkan pengetahuan teori temperaman secara sembarangan kepada setiap orang yang mereka jumpai.  Karena itu, sebuah  pedoman baik yang dapat perlu diperhatikan adalah “jangan mengurangi temperamen seseorang kecuali jika tindakan itu akan membuat hubungan jadi lebih baik dengan dia, dan jangan sebutkan kepada sesorang apa temperamennya kecuali jika ia meminta hal itu”. Sebaliknya, dari pada menyalahkan temperamennya sebagai sebab dari tingkah laku yang menyimpang, seseorang harus mengakui kelemahannya dan membiarkan Roh Kudus mengubahnya. Tingkah laku bukan saja mencerminkan temperamen melainkan lebih-lebih lagi mencerminkan pola (kebiasaan) seseorang. Temperamen menggerakkan kita di atas sebuah pola tingkah-laku; kebiasaan akan mengembangkan itu. Seorang Kristen bukanlah budak dari kebiasaan! Kebiasaan, meskipun yang sudah dianut selama hidup-bisa diubah oleh Sumber Ilahi. Karena itu, belajarlah hidup dipimpin oleh Roh (Galatia 65:16-24).
Cara lainnya dalam penggunaan teori empat temperamen yang bersifat dapat merusak ialah ketika menggunakan teori ini untuk membela (membenarkan) tingkah laku yang merusak. Misalnya, si sanguinik, mungkin berkata sesudah melakukan petualangan di luar perkawinan yang hampir menghancurkan rumah tangganya, demikian, “Saya tahu bahwa seharusnya tidak melakukannya, tapi saya seorang sanguinik dan mudah menjadi lemah apabila berhadapan langsung dengan godaan-godaan seks”. Ini adalah gaya seorang pengecut mengatakan: “Tuhanlah yang bersalah Ia telah membuat aku begini!”. Sementara itu, seorang kolerik sesudah diberitahu bahwa luapan-luapan kemarahannya yang luar biasa sebagai seorang kolerik, dapat saja dengan mudahnya mengatakan, “Jika seseorang melintang di depan saya, saya suruh dia menyingkir, dan karena ia tidak mau maka saya akan memukulnya karena saya  adalah seorang kolerik, saya juga seorang pemukul.” Seorang melankolik mungkin akan datang untuk meminta nasihat sesudah suaminya pergi dan meninggalkan dirinya dan ketiga anak mereka. Padahal tak ada perempuan lain yang menggangu suaminya. Suaminya itu pergi semata-mata karena terpaksa harus pergi. Ketika berpisah sang suami berkata, “Karena tak ada sesuatupun yang aku lakukan menyenangkanmu, aku memutuskan akan menyingkir dari kehidupanmu dan memberi kebebasan kepadamu untuk mendapatkan orang lain yang tidak memiliki cacat-cacatku!” Sambil berurai air mata perempuan ini mengakui. “Saya mencintai suami saya dan tidak bermaksud untuk mencari-cari kesalahannya selama ini, tapi saya seorang yang melankolik yang cermat, padahal dia seorang yang tak acuh”. Sementara itu, seorang flegmatik mungkin dengan susah payah akhirnya berhasil membujuk sang suami untuk pergi kepada psikolog dan mengakui bahwa ia telah mengambil sikap berdiam diri setiap kali istrinya berada di dekatnya. Di luar rumah ia adalah seorang yang lumayan ramah, tapi di rumah ia sungguh-sungguh orang yang “berwajah batu.” Istrinya yang gemar berterus terang menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak tertahankan. Tanggapan suaminya: “Saya tidak mau mencari perkara. Daripada terjerumus ke dalam pertengkaran mulut saya lebih suka menutup mulut saya rapat-rapat!” Ini adalah cara yang mudah menimbulkan sakti hati bagi istri maupun flegmatik sendiri. Lari dari kenyataannya ke balik dinding kebisuan yang dibangun sendiri adalah tidak bersesuaian dengan peranan seorang ayah yang harus memegang pimpinan di dalam rumah.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN EMPAT TIPE KEPRIBADIAN (TEMPERAMEN DASAR)
Di atas telah dijelaskan bahwa di dalam pengetahuan psikologi telah dikenal 4 tipe kepribadian, yaitu : sanguinik, melankolik, kolerik dan plegmatik. Ada juga yang langsung memberi kategori sesuai dengan sifat dominan masing-masing tipe, misalnya: sanguinik populer, melankolik sempurna, kolerik kuat, dan  plegmatik damai.  Berikut ini kita akan melihat kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari empat tipe kepribadian tersebut, yang dihimpun dari beberap sumber. Mengetahui hal ini bermanfaat bagi kita untuk dapat mengembangkan kepribadian yang positif dan mengurangi kecenderungan dari kelemahan-kelemahannya.  
1.     Tipe Kepribadian Sanguinik. (a) Kekuatan-kekuatan dari tipe kepribadian sanguinik antara lain sebagai berikut : suka bicara; secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif; antusias dan ekspresif; ceria dan penuh rasa ingin tahu; hidup di masa sekarang; mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan); berhati tulus dan kekanak-kanakan; senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara); umumnya hebat di permukaan; mudah berteman dan menyukai orang lain; senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian; menyenangkan dan dicemburui orang lain; mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam); mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan; dan menyukai hal-hal yang spontan. Sedangkan (b) Kelemahan-kelemahan dari tipe kepribadian sanguinik antara lain sebagai berikut : suara dan tertawa yang keras (terlalu keras); membesar-besarkan suatu hal / kejadian; susah untuk diam; mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain;  sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele; RKP (Rentang Konsentrasi Pendek); dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias); mudah berubah-ubah; susah datang tepat waktu jam kantor; prioritas kegiatan kacau; mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas; sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya; egoistis; sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama; dan konsentrasi ke “how to spend money” daripada “how to save money”.
2.    Tipe Kepribadian Melankolik. (a) Kekuatan-kekuatan dari tipe kepribadian melankolik antara lain sebagai berikut : analitis, mendalam, dan penuh pikiran; serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal; artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis); sensitif; mau mengorbankan diri dan idealis; standar tinggi dan perfeksionis; senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi); hemat; melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif); kalau sudah mulai, dituntaskan; berteman dengan hati-hati; puas di belakang layar, menghindari perhatian; mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi; dan sangat memperhatikan orang lain. Sedangkan (b) Kelemahan-kelemahan dari tipe kepribadian melankolik antara lain sebagai berikut : cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan); mengingat yang negatif & pendendam; mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah; lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan; tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah; melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan; standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan; hidup berdasarkan definisi; sulit bersosialisasi; tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yang menentang dirinya; sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang); rasa curiga yang besar (skeptis terhadap pujian); dan memerlukan persetujuan.
3.    Tipe Kepribadian Kolerik. (a) Kekuatan-kekuatan dari tipe kepribadian kolerik antara lain sebagai berikut : senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif; sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan; berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target; bebas dan mandiri; berani menghadapi tantangan dan masalah; filosofi yang dipegang “hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”; mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat; mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas; membuat dan menentukan tujuan; Terdorong oleh tantangan-tantangan; tidak begitu perlu teman; mau memimpin dan mengorganisasi; biasanya benar dan punya visi ke depan; dan unggul dalam keadaan darurat. Sedangkan (b) Kelemahan-kelemahan dari tipe kepribadian kolerik antara lain sebagai berikut : tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis); senang memerintah; terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai; menyukai kontroversi dan pertengkaran; terlalu kaku dan kuat/ keras; tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik; tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci; sering membuat keputusan tergesa-gesa; memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain; menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan; workaholics (gila kerja); amat sulit mengaku salah dan meminta maaf; dan mungkin selalu benar tetapi tidak populer.
4.    Tipe Kepribadian Plegmatik. (a) Kekuatan-kekuatan dari tipe kepribadian plegmatik antara lain sebagai berikut : mudah bergaul, santai, tenang dan teguh; sabar, seimbang, dan pendengar yang baik; tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana; simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi); kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi; penengah masalah yang baik; cenderung berusaha menemukan cara termudah; baik di bawah tekanan; menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan; rasa humor yang tajam; senang melihat dan mengawasi; berbelaskasihan dan peduli; serta mudah diajak rukun dan damai. Sedangkan (b) Kelemahan dari tipe kepribadian plegmatik antara lain sebagai berikut : kurang antusias, terutama terhadap perubahan/kegiatan baru; takut dan khawatir; menghindari konflik dan tanggung jawab; keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar); terlalu pemalu dan pendiam; humor kering dan mengejek (sarkatis); kurang berorientasi pada tujuan; sulit bergerak dan kurang memotivasi diri; lebih suka sebagai penonton daripada terlibat; tidak senang didesak-desak; dan menunda-nunda/menggantungkan masalah.
KOMBINASI DARI EMPAT TIPE KEPRIBADIAN (TEMPERAMEN DASAR)
Pertanyaan penting yang seringkali muncul berkaitan dengan teori empat teperamen dasar adalah “apakah kepribadian setiap orang hanya murni memiliki satu tipe temperan dasar, ataukah merupakan kombinasi campuran di antara ke empat tipe temperamen dasar?” Dari hasil penelitian para ahli kepribadian ternyata empat tipe temperamen dasar manusia (sanguinik, melankolik, plegmatik, dan kolerik), seringkali tidak berdiri sendiri tetapi merupakan kombinasi (campuran) antara keempat tipe temperamen dasar tersebut. Sulit, bahkan dapat dikataan tidak mungkin mendapatkan seorang dengan kepribadian melankolik ataupun kolerik murni tanpa campuran tipe lainnya. Demikian juga berlaku dengan sanguinik dan plegmatik. Artinya, tidak ada seorangpun di dunia ini yang kepribadiannya hanya mempunyai satu tipe temperamen saja tanpa ada tipe kepribadian lain yang mempengaruhi. Paling sedikit, seseorang biasanya memiliki dua tipe temperamen dasar yang paling dominan yang membentuk kepribadian dasar seseorang. 
Pada umumnya ada tiga macam kombinasi kepribadian berdasarkan tipe temperamen dasar, yaitu : (1) kombinasi alami, seperti : kolerik-sanguinik atau sanguinik-kolerik, dan melankolik-plegmatik atau plegmatik-melankolik. (2) kombinasi pelengkap, seperti : melonkolik kolerik atau kolerik-melankolik; dan sangunik-plematik atau plematik-sangunik. (3) kombinasi berlawanan, meskipun jarang terjadi namun ada, misalnya : kolerik-plematik, atau melankolik-sanguin merupakan tipe kombinasi yang bertentangan dan biasanya dapat menimbulkan ketegangan dalam kepribadian seseorang. Dari beberapa sumber, berikut delapan tipe kepribadian kombinasi (campuran) dari empat tipe temperamen dasar, yaitu :
1.     Tipe Kepribadian Kombinasi Kolerik-Melankolik. Seseorang dengan kombinasi kolerik-melankolik adalah orang yang teliti, cermat, analitis, cepat dan berani. Tipe ini mampu melakukan analisis secara mendalam (sifat melankolik) namun sangat cepat (sifat kolerik) sehingga hasil pekerjaannya jauh lebih produktif daripada tipe melankolik murni, lebih cermat dan lebih memperhatikan detail (akurat) dibandingkan dengan tipe kolerik murni. Sifat melankolik yang terlalu kritis, perfeksionis dan lambat dalam bertindak diimbangi dengan optimisme dan sifat praktis seorang kolerik. Dengan demikian, orang dengan tipe ini mampu bertindak cepat dan hati-hati serta luar biasa produktif. Sifat pragmatis dari kolerik yang tidak terlalu mempedulikan cara mencapai tujuan akan disempurnakan oleh sifat melankolik yang menghargai kualitas hasil pekerjaan dan kebenaran cara mencapainya. Seseorang yang mempunyai tipe kolerik-melankolik biasanya optimis mencapai tujuan, keras kepala, dan mudah marah. Namun, kemampuan seorang kolerik yang dapat mengambil keputusan secara cepat dan selalu berpikir bahwa ia selalu benar seperti halnya seorang melankolik murni akan menyebabkan orang dengan tipe kombinasi kolerik-melankolik ini cenderung otoriter, arogan, dan tidak merasa membutuhkan orang lain. Inilah kelemahan tipe kolerik-melankolik ini.
2.    Tipe Kepribadian Kombinasi Kolerik-Sanguinik. Kombinasi kolerik-sanguinik akan memunculkan tipe kepribadian ekstrover (kepribadian terbuka), yang cenderung menampilkan diri apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Hal ini berbeda dengan tipe kolerik murni yang kadang-kadang bisa menyembunyikan penampilan ekstrovernya di balik kuatnya keinginan untuk mencapai tujuan. Seseorang dengan tipe kepribadian kombinasi kolerik-sanguinik ini mempunyai antusiasme dan optimisme yang tinggi dalam bekerja dan tidak terlalu otorirer seperti halnya tipe kolerik murni atau tipe kombinasi kolerik-melankolik. Selain itu, mereka mampu menggunakan keunggulannya dalam bersosialisasi dengan orang lain untuk memotivasi dan mempengaruhi orang lain tersebut agar sejalan dengan tujuannya. Seseorang dengan tipe kepribadian kombinasi kolerik-sanguinik ini mempunyai energi yang sangat besar untuk memulai perjaan baru, serta dapat menindaklanjutinya secara konsisten seperti bawaan sifat koleriknya. Dia juga mampu menggunakan kekuatannya untuk mengajak orang lain bekerja sama dengannya serta menyelesaikan konflik yang ada di antara mereka. Selain itu, orang ini punya jiwa kepemimpinan yang simpatik dan mampu berdebat dan bernegosiasi dengan baik serta mampu meyakinkan orang lain bahwa dia benar. Namun, kelemahan tipe kepribadian kombinasi kolerik-sanguinik ini adalah mudah marah dan suka memaksakan kehendak kepada orang lain. Kemampuan melihat kebenaran dan objektivitas suatu masalah atau perangai orang lain di sekitarnya tidak sebesar tipe melankolik atau kombinasi kolerik-melankolik sehingga keputusan yang diambilnya masih dipengaruhi unsur subjektivitas. Si kolerik-sanguinik ini mudah marah, namun juga cepat memaafkan dan melupakannya. Jika dikritik orang lain, dia cenderung akan berdalih dan tetap tidak mau mengakuinya. Sifat negatif lainnya adalah kurangnya ketelitian dalam bekerja yang diakibatkan kombinasi dua tipe yang memang tidak suka terhadap hal-hal kecil dan detail.
3.    Tipe Kepribadian Kombinasi Sanguinik-Kolerik. Tipe kepribadian kombinasi sanguinik-kolerik adalah tipe orang yang paling terbuka dibandingkan kombinasi kepribadian lain. Dengan sifat dominan kepribadiannya yang terbuka, optimis, dan menyukai kenikmatan, orang dengan tipe ini mampu menjadi pemimpin hebat tanpa mengorbankan aspek produktivitasnya. Tipe kombinasi ini merupakan pribadi yang mempesona, kreatif, dan berani mengambil keputusan. Seseorang dengan tipe ini sangat mudah menjalin relasi dengan orang lain dan pandai mengambil manfaat dari hubungan baik tersebut. Orang ini kadang-kadang dipandang rendah oleh orang lain karena mungkin banyak bicara dan melontarkan humor serta terlalu mudah bergaul dengan orang lain. Namun, di balik anggapan itulah sifat bawaan tipe kolerik yang ada padanya justru menjadi dominan dan ia leluasa membalikkan keadaan untuk mencapai tujuan. Orang yang punya banyak ide kreatif ini juga punya energi besar untuk mewujudkan tujuan tersebut dibandingkan dengan orang tipe sanguinik murni. Namun, tidak adanya sisi intelektual dan hasrat bertindak dengan cara yang benar merupakan kelemahan tipe kombinasi ini. Sifat humoris sanguiniknya dapat melukai perasaan orang lain jika dikombinasi dengan sifat koleriknya yang suka memandang rendah orang lain. Sifat tidak suka hal-hal detail membuatnya mudah tertekan karena selalu kekurangan waktu dan tugas yang semakin menumpuk dari waktu ke waktu.
4.    Tipe Kepribadian Kombinasi Sanguinik-Plegmatik. Seseorang dengan tipe kepribadian sanguinik-plegmatik biasanya bersifat ekstrover (terbuka), optimis, mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, dan disukai. Sisi sanguinik membuat ia kreatif, antusias, ramah, dan dapat menginspirasi orang lain. Sementara itu, sisi plegmatiknya membuat ia berhati-hati dan sensitif terhadap perasaan orang lain. Ia menghendaki hubungan harmonis dengan orang lain dan berniat menjaga hubungan itu sebaik mungkin. Orang tipe ini cenderung melihat ke dalam dirinya jika mengalami kejadian yang berpotensi mengganggu hubungannya dengan orang lain. Misalnya, jika seorang atasan berkata, “Kita ternyata tidak dapat mencapai target penjualan bulan ini”. Bawahan yang bertipe sanguinik-phlegmatik akan berpikir, “Apakah dia marah kepada saya, ya?” Jadi, orang tipe ini mempunyai perasaan yang dua kali lebih peka dibandingkan tipe lain, dan sangat mengutamakan keharmonisan hubungan dengan orang lain. Dengan demikian, tipe ini adalah teman yang paling menyenangkan dibandingkan tipe lain atau tipe kombinasi lain karena dia mudah bergaul, kreatif, mudah diajak bersenang-senang, penuh perhatian, dan suka membantu rekan-rekannya secara spontan. Namun, kelemahan tipe ini adalah kurang berani mengambil keputusan, kurang terorganisasi, dan suka menunda pekerjaan. Jika belum menguasai pekerjaannya, mereka cenderung banyak omong bukannya berusaha menguasai detail pekerjaan itu. Jika akan mengambil keputusan, mereka cenderung bertanya dan meminta nasihat orang lain. Kadang-kadang mereka juga mengabaikan pandangan objektifnya sendiri karena terdorong oleh hasrat kepribadiannya yang ingin berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha memuaskan semua pihak, termasuk menuruti saran-saran yang mungkin dalam hati kecilnya sendiri tidak disetujuinya. Akhirnya, masukan-masukan orang lain kadang-kadang justru semakin membingungkannya dalam mengambil keputusan. Sesuai sifatnya, orang tipe sanguinik-plegmatik sangat boros uang, terutama untuk keperluan belanja, bersosialisasi dengan teman-temannya di rastaurant atau cafe, dan sebagainya karena ia punya hasrat besar untuk bersosialisasi dan menyenangkan pihak lain. Jika sadar bahwa keuangannya memburuk dan pekerjaannya banyak yang tertunda, yang dilakukannya hanya mengeluh dan menyalahkan keadaan.
5.    Tipe Kepribadian Kombinasi Melankolik-Kolerik Tipe kepribadian kombinasi melankolik-kolerik tergambar pada pemimpin yang menyelesaikan banyak pekerjaan dengan kualitas di atas rata-rata. Namun, ada perbedaan dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan antara tipe ini dan tipe kolerik-melankolik, di mana sifat kolerik paling dominan dan melankolik adalah dominan kedua. Tipe kolerik-melankolik terdorong menyelesaikan pekerjaan karena tantangan, kesempatan, dan tujuan yang ingin diraih, sedangkan tipe melankolik-kolerik terdorong karena “keharusan” atau tugas dan kewajiban menyelesaikan pekerjaan. Sisi melankolik yang ideal dan berorientasi pada kebenaran menyebabkan orang tipe ini sangat baik bekerja pada bidang organisasi sosial dan kemanusiaan, sedangkan tipe kolerik-melankolik lebih cocok di bidang bisnis yang profit-oriented karena “sikut-menyikut” dalam bisnis akan dilakukannya dengan senang hati. Sifatnya yang pragmatis dari sisi kolerik lebih dominan dan ia berhasrat menang dan menjadi nomor satu di mana saja berada. Tipe kombinasi melankolik-kolerik juga punya bekal mengorganisasi dengan baik seperti halnya tipe melankolik dominan lainnya. Namun, kelemahan tipe ini adalah dari sisi melankolik suka menyalahkan diri sendiri dan orang lain serta tidak fleksibel saat berhubungan dengan orang lain. Jika sudah demikian, sisi negatif koleriknya akan lebih menguatkan sisi melankoliknya, yaitu dengan cara memperketat kontrol terhadap orang yang dipimpinnya dan, jika perlu, menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya dapat menghalangi tujuan. Tipe melankolik-kolerik juga lebih introver (tertutup) dari tipe kolerik-melankolik. Tipe melankolik-kolerik ini juga sangat task-oriented (berorientasi pada tugas). Hasratnya untuk bekerja secara sempurna dan standar yang tinggi justru terkadang tidak dapat tercapai.
6.    Tipe Kepribadian Kombinasi Melankolik-Plegmatik. Seseorang dengan tipe ini merupakan kombinasi dua tipe yang sifatnya intover (tertutup). Dari sisi penampilan, orang tipe ini sangat pendiam. Mereka juga jarang mau memulai pembicaraan dengan orang lain dan lebih memilih menjadi pendengar. Tipe ini sangat tertutup dan kadang-kadang terlihat lebih asyik menyendiri. Mereka juga sangat menghargai pertemanan dan persahabatan, tapi lebih menyukai belajar dan membaca sendiri selama berjam-jam daripada bersosialisasi dengan teman-temannya. Orang tipe melankolik-plegmatik ini sangat hebat dalam perencanaan jangka panjang, mengorganisasi, dan sangat memperhatikan hal-hal detail (akurat). Tipe ini biasanya percaya bahwa sukses harus dicapai dengan cara yang benar dan ideal, misalnya dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya, termasuk mengambil magister atau doktoral. Sisi plegmatiknya cenderung menghindari konfrontasi berlebihan walaupun tetap harus mempertahankan kebenaran. Orang dengan tipe ini juga sifatnya pasif, misalnya sebagai contohnya, walaupun mempunyai beberapa teman sejati, ia jarang sekali berinisiatif untuk lebih dahulu menghubungi. Tipe orang ini justru merasa tertekan atau tidak nyaman berada dalam keramaian dan bersosialisasi dengan banyak orang. Mereka cenderung menolak atau berkata “tidak” saat menerima permohonan dari orang lain. Orang yang tidak tahu sifatnya mungkin akan menganggap mereka sombong atau lebih mementingkan diri sendiri. Kenyataannya, mereka terlalu berhati-hati, penuh pertimbangan, dan benaknya banyak dimasuki pikiran-pikiran negatif tentang permohonan tersebut. Namun, kelemahan tipe ini adalah kecenderungan sisi melankoliknya yang suka memikirkan segala sesuatu secara mendalam digabungkan dengan sisi plegmatik yang peka terhadap hubungan dengan orang lain sering menyebabkan orang tipe ini merasakan luka hati dan kekecewaan mendalam sampai depresi jika dikecewakan orang-orang terdekatnya.
7.    Tipe Kepribadian Kombinasi Plegmatik-Sanguinik Orang dengan tipe kepribadian kombinasi ini adalah orang dengan sisi plegmatik tetap dominan daripada sisi sanguiniknya. Orang ini ramah, mudah dan mampu bekerja sama dengan hampir semua orang. Dia mengutamakan keharmonisan hubungan dan menghindari konflik dengan orang lain. Walaupun mudah akrab dengan orang lain, bukan berarti orang ini aktif dan berinisiatif menjalin hubungan orang lain. Mereka tidak mengekspresikan kebutuhannya secara terbuka untuk bersosialisasi dengan orang lain seperti halnya orang tipe sanguinik murni. Namun, begitu orang ini mulai menjalin hubungan dengan orang lain, sisi sanguiniknya akan mengambil alih dan dia mudah akrab dan terbuka dengan orang tersebut. Tipe ini sangat ingin menyenangkan orang lain, dan dia punya kemampuan untuk itu karena dia ramah dan punya selera humor yang bagus. Orang tipe ini akan kecewa jika sering dikritik dan dicap negatif oleh orang lain. Jika demikian, yang dilakukannya bukanlah membalas perlakuan orang tersebut, namun menggandakan daya upayanya untuk menyenangkan orang tersebut agar opini mereka terhadapnya berubah. Orang dengan tipe plegmatik-sanguinik ini menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang atau keramaian. Namun, yang ia sukai bukanlah terlibat di dalamnya, tapi hanya menjadi penonton atau pengamat, seperti menonton film, konser musik, dan sebagainya. Dia lebih suka berada dalam sebuah kelompok kecil daripada keramaian besar seperti yang disukai tipe sanguinik murni yang berpendapat “semakin ramai, semakin meriah, dan semakin baik”. Tipe ini cenderung mengorbankan kesenangannya sendiri derni menyenangkan orang lain atau menjaga keharmonisan hubungannya dengan orang lain. Jika sudah tidak bisa mengorbankan diri lebih banyak lagi, atau tertekan, yang dilakukannya adalah menyendiri, misalnya menonton televisi, bermain game komputer, makan, atau tidur, daripada mengungkapkan secara negatif perasaannya. Namun, salah satu kelemahan mendasar tipe plegmatik-sanguinik adalah dalam hal produktivitas kerja. Orang tipe ini cenderung puas jika sudah mencapai prestasi kerja yang sebenarnya jauh di bawah kemampuannya. Pencapaian seperti ini bisa jadi karena kurangnya perencanaan (karena sifat sanguiniknya memang tidak suka perencanaan jangka panjang) atau mungkin mereka menganggap tantangan yang lebih besar akan merepotkan di kemudian hari. Tipe plegmatik-sanguinik ini akan tergoda untuk berhenti bekerja apabila hasil akhir pekerjaan tersebut diperkirakan tidak sebanding dengan tenaga yang bakal dikeluarkannya.
8. Tipe Kepribadian Kombinasi Plegmatik-Melankolik. Seperti halnya tipe melankolik-plegmatik, demikian juga tipe plegmatik-melankolik juga pribadi introver (tertutup). Artinya, emosi, kegelisahan, dan kegembiraannya tidak diungkapkan secara jelas dan terbuka kepada orang lain. Namun, sifat tertutupnya tidak sekuat tipe kombinasi yang disebutkan pertama. Orang ini ramah, berpembawaan tenang, dan sangat menghargai hubungan harmonis dengan orang lain. Saat menjalin hubungan dengan orang tipe plegmatik-melankolik, pertama kali orang akan sangat terkesan dengan keramahan dan kepribadiannya yang menyenangkan. Orang tipe ini harus selalu menjaga dan mempertahankan energi, antusiasme, dan motivasi kerjanya sepanjang pekerjaan itu masih dilakukannya sebab mereka mudah kehilangan motivasi di tengah jalan. Buku-buku motivasi, olahraga, dan kegiatan spiritual akan membantu mereka. Sisi melankolik yang cenderung melihat hal-hal kecil dan detail tidak boleh menghalangi atau menjebak orang ini dalam meraih kesuksesan. Caranya adalah dengan tetap fokus pada tujuan yang lebih besar daripada pekerjaan itu sendiri. Orang tipe plegmatik-melankolik cenderung sulit menentukan prioritas pekerjaan. Sisi phlegmatik akan menyebabkan mereka sulit menolak atau berkata “tidak” atas permintaan orang lain, walaupun dia sendiri sebenarnya tidak ingin melakukan itu. Itulah sebabnya orang ini sulit bersantai dan pekerjaannya tidak terorganisasi dengan baik. Namun, sesuai sifat melankolik yang ada dalam dirinya, kelamahan tip ini adalah bahwa ia sangat sensitif dan cenderung menilai orang lain secara negatif. Namun, sisi plegmatik tipe kombinasi ini akan lebih “melunakkan” sisi melankoliknya. 
MENGGUNAKAN KEPRIBADIAN BAGI KEBAIKAN SESAMA DAN MEMULIAKAN ALLAH
Pembentukan pribadi  mencakup kombinasi dari beberapa unsur yang tidak mungkin dapat dihindari, yaitu unsur hereditas, unsur lingkungan, dan kebiasaan. (1) Unsur hereditas adalah unsur-unsur yang dibawa (diwariskan) dari orang tua melalui proses kelahiran, seperti keadaan fisik, intelektual, emosional, temperamen dan spiritual; (2) Unsur lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam membentuk  karakter dari pribadi seseorang. Unsur lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan tradisi dan budaya, serta lingkungan alamiah (tempat tinggal); (3) Unsur kebiasaan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang terus menerus dilakukan menjadi suatu keyakinan atau keharusan. Kebiasaan-kebiasan ini akan turut membetuk karakter seseorang. Secara umum ketiga unsur tersebut membentuk pribadi seseorang.  Tetapi, ada lagi satu unsur yang membedakan orang Kristen dari yang bukan Kristen, yaitu unsur regenerasi atau kelahiran baru, yang bersifat radikal dan supranatural. Justru unsur regenerasi ini sangat menentukan dalam pembentukan karakter Kristen, karena tanpa regenerasi ini kita gagal menyenangkan Allah.
Teori temperamen tampak menarik bahwa bagi orang-orang Kristen disebabkan karena begitu bersesuaian dengan banyak konsep-konsep alkitabiah. Alkitab berkata bahwa manusia memiliki dosa yang selalu merongrongnya, dan teori temperamen menegaskan hal itu. Alkitab berkata bahwa manusia memiliki “manusia lama” yang bersifat kedagingan atau “kedagingan bejat.” Temperamen terbentuk dari watak-watak sejak lahir, beberapa diantaranya adalah kelemahan-kelemahan. Penggolongan keempat temperamen memang tidak diajarkan secara tegas dalam Alkitab, tapi pendalaman riwayat hidup kita dari pribadi-pribadi Alkitab akan memperlihatkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing temperamen.
Alkitab menyatakan bahwa kemenangan atas kelemahan-kelemahan itu hanya mungkin jika kita sudah menerima Yesus Kristus secara pribadi sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan berserah penuh pada RohNya. Terdapat dua atau tiga belas teori tentang kepribadian, teori empat temperamen mungkin teori yang tertua dan yang terbaik. Ia memang tidak sempurna-tak ada satupun konsep gagasan manusia yang sempurna. Ia tidak akan memberikan jawaban terhadap semua pertanyaan mengenai diri kita, namun ia akan memberikan jawaban-jawaban lebih banyak daripada yang mungkin diberi teori lain. Jika kita mempelajarinya, berhentilah sejenak untuk bersyukur kepada Dia bahwa kita mempunyai hubungan dengan sebuah sumber kekuasaan yang dapat mengubah hidup kita dan menjadikan kita seperti yang Dia inginkan.
Faktor yang umumnya diabaikan oleh orang-orang Kristen yang akan menganalisa temperamen ialah karya perubahan atau pendewasaan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Semakin dewasa rohaninya seorang Kristen maka semakin sulit untuk mendiagnosa temperamen dasarnya. Faktor lain yang patut mendapat perhatian dalam membuat diagnosa dari temperamen adalah usia (umur). Kebanyakan dari temperamen dapat ditandai dalam usia antara lima belas tahun dan tiga puluh lima tahun. Sejak dari usia tersebut ke atas, secara umum, orang mempunyai kecondongan jadi kurang menonjol dalam kegiatan tindakan-tindakanya, kecuali jika kebiasan-kebiasan, pengalaman-pengalaman, atau tekanan-tekanan lain membuat temperamennya jelas kelihatan bagi orang lain. Keadaan tubuh jasmani seseorang juga akan mempengaruhi pernyataan dari temperamennya. Tekanan darah tinggi bisa membuat seseorang yang pendiam tampak lebih giat daripada tempramen yang sebenarnya yang menggerakknya. Tekanan darah rendah akan menyebabkan seseorang bertemperamen sanguinik atau kolerik tampak kurang semangat dari orang-orang yang bertemperamen sejenis. Beberapa orang memiliki susunan tubuh jasmani yang menciptakan ketegangan-ketegangan syaraf dan hal ini akan berakibat pada pernyataan- pernyataan dari temperamen-temperamen mereka. Faktor lain berikutnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang dan dapat menciptakan kesan-kesan yang salah dari temperamennya yang asli adalah trauma atau luka batin, baik yang didapat dari sebuah pengalaman semata atau dari kejadiaan-kejadian yang berturut-turut. Gejala-gejala ini adalah jelas sekali hadir di daerah rasa takut yang menyebabkan pribadi orang yang bersangkutan mengambil sikap mendurkan diri. Salah satu pemikiran yang merugikan mengenai temperamen ialah pendapat bahwa temperamen yang satu lebih baik dari yang lain atau kombinasi temperamen-temperamen yangtertentu lebih baik dari kombinasi yang lainnya.
Tuhan telah menciptakan kita semua demi “kesenanganNya.” Tak peduli siapa kita, kita memiliki kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan. Makin besar sifat-sifat watak lemah kita, makin besar pula sifat-sifat watak kuat kita. Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang amat berbakat sering kali begitu banyak kesulitan-kesulitan emosional. Jika anda seorang pribadi yang memiliki kekuatan besar, anda juga memiliki kelemahan-kelemahan besar. Orang conderung menginginkan jadi sesuatu yang lain daripada dirinya sendiri. Sebenarnya, sifat dari temperamen seseorang adalah terjadi bersama dengan kejadian lain. jika seseorang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, memiliki hidup baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus, maka ia juga memiliki Roh Kudus yang hadir dan berdiam di dalam dirinya. Roh Kudus demikian akan dapat memperbaiki atau mengubah kelemahan-kelemahan sehingga jadi positif seperti yang Dia inginkan (Galatia 5:16-24). Orang-orang yang menyatakan dirinya Kristen yang dipenuhi Roh Kudus adalah teladan-teladan hidup yang dapat disaksikan orang dari temperamen-temperamen mereka yang sudah diubah.  
Alkitab menggambarkan bagaimana Allah menyukai keberagaman. Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada orang yang benar-benar sama di dunia ini!  Allah menciptakan setiap orang dengan kombinasi kepribadian yang unik. Allah membuat orang-orang yang introver dan ekstrover. Ia yang membuat orang-orang yang menyukai rutinitas dan yang menyukai variasi. Dia yang menjadikan sebagai orang pemikir dan yang lainnya perasa. Beberapa orang memang diciptakan dengan sifat periang, semantara yang lainnya pendiam. Beberapa orang bekerja dengan baik secara pribadi, sementara yang lainnya bekerja lebih dalam kelompok. Kabra baiknya adalah “Allah memakai semua jenis kepribadian. Ia memakai Petrus si Sanguinik. Seperti ia juga memakai Paulus si Kolerik. Demikian juga, Ia memakai Musa si Melonkolik, dan memakai Abraham di Plegmatik! Ia juga dapat memakai kita dengan kepribadian yang ada pada kita masing-masing!” MENGENAL KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI TEMPERAMEN KLASIK .

REFERENSI 
Adrian. 2004. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. Artikel tanpa penerbit.
A.S Makmun., 2000. Psikologi Kependidikan, edisi revisi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Boa, Kenneth, Sid Buzzell & Bill Perkins, 2013. Handbook To Leadership. Terjemahan, Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih: Jakarta.
C. Asri Budiningsih., 2005. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Chamblin, J. Knox., 2006. Paul and The Self: Apostolic Teaching For Personal Wholeness. Terjemahan, Penerbit  Momentum : Jakarta.
Dimyati & Mudjiono., 2006. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Ezra, Yakoep., 2006. Succes Througgh Character. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Hearth, W. Stanley., 1997. Psikologi Yang Sebenarnya. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Lazarus, Arnold A & Clifford N. Lazarus., 2005. Staying Sane in a Crazy World. Terjemahan, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
Lewis, C.S.,  2006. Mere Christianity. Terjemahan, Penerbit  Pionir Jaya : Bandung.
Littaeur, Florence & Rose Sweet., 2013. Personality Plus at Work. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta. 
Monks, F.J, AMP. Knoers, & Siti Rahayu Haditono., 1994. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Edisi Revisi. Diterbitkan dan dicetak : Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Paulus L. Kristianto., 2006. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Andi: Yogyakarta.
Sijabat, B.S., 2008. Membesarkan Anak Dengan Kreatif. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Sobur, Alex., 2009. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Penerbit CV. Pustaka Setia: Bandung.
Sadirman A.M., 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cetakan ke 14 (2007), PT. RajaGrafindo Persada: Bandung.
Stassen, Glen & David Gushee., 2008. Etika Kerajaan: Mengikut Yesus dalam Konteks Masa Kini. Terjemahan, penerbit  Momentum : Jakarta.
Suryabrata, Sumadi, 2010. Psikologi Pendidikan. Diterbitkan oleh PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Tong, Stephen., 2010. Arsitek Jiwa I, Cetakan Ketujuh, Penerbit Momentum: Jakarta.
Tu’u, Tulus., 2007. Dasar-Dasar Konseling Pastoral: Panduan Bagi Pelayanan Konseling Geraja.  Penerbit ANDI: Yokyakarta. 
Wofford, J.C, 2001., Kepemimpinan Kristen Yang Mengubahkan. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta.